Kali Pertama ke Bromo

Oleh: Della Namira Sulaksono  / XI MIPA 4

Studi lapangan merupakan program wajib bagi siswa-siswi SMA Labschool Kebayoran tiap tahunnya. Kelas X, XI, dan XII mengikuti program ini sekali tiap tahunnya. Pada hari Senin, 22 Januari 2018 sampai Sabtu, 27 Januari 2018, kami siswa-siswi kelas XI Heksadasa Darmantya Brahwalaga angkatan 16 jurusan MIPA dan IPS berkunjung ke Surabaya, Batu, dan Malang perihal studi lapangan. Saat ini, saya akan berbagi cerita saya mengenai hal yang paling berkesan saat studi lapangan. Menurut saya, moment yang paling berkesan adalah pada saat kami berkunjung ke Gunung Bromo. Saya pribadi belum pernah berkunjung ke Gunung Bromo sebelumnya. Saya awalnya tudak tertarik untuk mengunjungi Gunung Bromo ini. Tapi setelah melihat gambar-gambar di internet, saya pun menjadi sangat tidak sabar untuk pergi ke Gunung Bromo! Ditambah pula, perginya bersama teman-teman seangkatan. 

Kegiatan studi lapangan ini berawal pada hari Senin malam. Kami berangkat dari Jakarta menuju Surabaya menggunakan kereta api. Dari Surabaya kami mengunjungi beberapa tempat seperti Kampus ITS, Sinarmas, dan Amartim. Setelah 3 hari kegiatan, kami menaiki bus untuk menuju ke Kota Batu. 

Pada hari Kamis pukul 6 sore, kami sampai di hotel di Batu yang bernama Kusuma Agrowisata. Kami diberi waktu untuk beristiahat dari jam 6 sore sampai 10.30 malam. Pada pukul 10.30 kami dibangunkan dan disuruh bersiap-siap untuk berangkat ke Gunung Bromo menggunakan 17 elf. Namun sayang, saya tidak bisa tidur jadi saya dan beberapa teman saya memutuskan untuk menonton TV di kamar. Katanya, Gunung Bromo sangatlah dingin sehingga saya sudah mempersiapkan pakaian tebal untuk itu. Bahkan saya menyiapkan topi rajut dan heat pack untuk ditempelkan di dalam kantong jaket saya. Setelah semua siap, saya dan teman-teman kamar saya turun ke lobby untuk berkumpul. Di lobby hotel, teman-teman seangkatan sudah berkumpul dengan menggunakan jaket angkatan. Sebelumnya memang sudah diberi tahu agar kami semua memakainya. Setelah itu, kami diarahkan untuk mengambil bekal makanan dan menuju elf yang sudah ditentukan. Sayangnya, elf yang kami naiki sangat sempit sehingga saya merasa sangat tidak nyaman. Saat menunggu semua masuk ke elf, beberapa teman saya memakan bekal yang telah diberikan tadi, namun saya memutuskan untuk tidak. Saat elf sudah mulai berjalan, kami semua tertidur. Setelah kurang lebih 3 jam perjalanan melewati jalanan yang tidak mulus, kami sampai dan berganti kendaraan menjadi jeep. Cuaca cukup buruk karena hujan dan sangat dingin. Sungguh, sangat dingin. Sampai-sampai jika kami berbicara, keluar asap dari mulut kami! Karena cuaca sangat dingin, sebagian besar teman-teman bergegas menuju ke kamar mandi. Kami sempat kebingungan karena langit sangat gelap sementara kami harus mencari jeep yang sudah ditentukan. Saat mencari jeep, seorang bapak menjual sarung tangan. Saya dengan mudahnya langsung membeli karena saya merasa sangat kedinginan. Saya dan teman saya menemukan jeep kami dan kami menaiki jeep 21. Setelah menunggu semuanya masuk, jeep kami berangkat. Jalanan yang dilewati lebih menantang dari sebelumnya. Jalan berliku dan tidak rata membuat kami, penumpang, bergelayutan dan membuat saya mual. Pada suatu tanjakan yang terjal, pintu belakang jeep kami terbuka! Kami sempat panik namun beberapa saat kemudian pintu tertutup kembali dengan bantuan angin yang kencang. Untungnya tidak ada yang terjatuh.

Setelah 1,5 jam, kami sampai di tempat tujuan.  Namun sangat disayangkan cuaca tidak mendukung. Gunung Bromo dan sekitarnya disiram hujan deras. Jadi, kami tidak bisa melihat matahari terbit dikarenakan tertutup oleh kabut. Di sana, cuaca bertambah dingin ditambah hujan yang deras. Hal itu membuat saya tambah tidak enak badan. Lalu saya memutuskan untuk menghangatkan diri di salah satu warung bersama teman-teman saya. Kami meminum teh hangat dan menyantap mie rebus. Di warung itu terdapat keluarga wisatawan asing. Mereka tampaknya merasa kecewa dengan cuaca di Bromo waktu itu. Setelah kurang lebih 1 jam di sana, kami kembali naik jeep untuk menuju Kawah Bromo. Di Kawah Bromo terdapat hamparan pasir berwarna abu-abu. Di sana terlihat banyak sekali kuda yang siap dinaiki. Namun sayang, saya merasa tidak enak badan sehingga memutuskan untuk tidak menaiki kuda. Sebagian besar teman saya menaiki kuda. Ada kuda yang hanya berjalan pelan, ada pula kuda yang berlari seperti Ferarri! Saya dan teman saya menghangatkan diri sebentar di jeep. Setelah merasa cukup hangat, saya keluar jeep dan berfoto-foto disana. Pemandangannya sangat indah. Di sana terdapat beberapa penjual makanan seperti bakso dan pangsit rebus. Terdapat pula beberapa wisatawan lokal maupun asing. Setelah 1-2 jam, kami balik ke jeep dan melanjutkan perjalanan menuju Bukit Teletubbies. Bukit Teletubbis merupakan lokasi favorit saya selama studi lapangan ini. 

Di Bukit Teletubbies terlihat banyak bukit dan hamparan rumput hijau. Pemandangannya sangat indah dan asri ditambah sinar matahari yang cukup mengurangi dingin. Seperti kata beberapa orang, tidak perlu keluar negri untuk menikmati pemandangan yang indah. Bukit Teletubbies tak kalah dengan wisata alam di Swiss! Di sana saya dan teman-teman saya berfoto-foto juga. Setelah puas berfoto, kami balik ke jeep lagi dan melanjutkan perjalanan ke Pasir Berbisik. Di perjalanan menuju Pasir Berbisik, pemandangannya sangat indah. Terdapat rerumputan dan bukit-bukit yang menambah kesenangan kami. Sesampainya di sana, kami melihat hamparan pasir yang luas. Sebagian dari kami tidak turun untuk berfoto karena sudah lelah. Tetapi sangat disayangkan jika saya tidak turun. Saya dan teman-teman saya kembali berfoto sebentar lalu balik ke jeep kembali. Perjalanan kami pun sayangnya berakhir. Kami menaiki jeep untuk terakhir kalinya menuju tempat elf kami. Setelah sampai di tempat parkir elf, saatnya berpisah dengan Gunung Bromo. Saya sangat senang dan beruntung bisa mengunjungi Gunung Bromo. Jika saya mempunyai kesempatan kembali, tentu saya akan mengunjungi Gunung Bromo lagi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menelusuri Sejarah Kendaraan di Museum Angkut

SUASANA RUANG MEJA MAKAN KELUARGA LAKSAMANA MAEDA!

Belajar dari Peninggalan Bom Bali I