SMA Selamat Pagi: Berlangkah Lebih Maju Dari Remaja Sebaya

 Jumat, 26 Januari 2018, saya berkesempatan untuk mengunjungi SMA Selamat Pagi dalam rangkaian kegiatan studi lapangan kelas XI SMA Labschool Kebayoran. Kegiatan tersebut berlangsung dari 22-27 Januari 2018, menuju berbagai destinasi mulai dari Surabaya, Malang, hingga Batu.
            Kegiatan kunjungan ke SMA Selamat Pagi dimulai pukul 07.00 WIB dengan perjalanan dari penginapan siswa/i di hotel Kusuma Agrowisata. Waktu yang ditempuh adalah sekitar 30 menit untuk sampai di lokasi. Impresi pertama saya adalah sekolah ini tidak terlihat seperti SMA pada umunya. Malah, saya ditunjukkan oleh plang “Transformer Center”. Sungguh membuat saya bingung, apalagi dengan diberikannya gelang di pintu masuk, seperti hendak bermain di taman hiburan saja. Terlebih saya melihat tulisan biaya masuk sebesar 20 ribu rupiah.
            Seketika, kami langsung ditunjukkan untuk menuju ke sebuah aula. Menuju ruangan tersebut, dapat terlihat hal-hal yang tidak ditemukan di Sekolah Menengah Atas, khususnya, sekolah  saya SMA Labschool Kebayoran. Terdapat teater terbuka, toko cinderamata, hingga area marketing. Sontak membuat saya terkejut, sekolah apa ini sebenarnya. Sebelum menuju aula, saya melihat sebuah deskripsi tentang SMA Selamat Pagi secara sekilas melalui sebuah pajangan. Ternyata, sekolah tersebut adalah sekolah berasrama gratis yang ditujukan untuk siswa berumur setingkatan SMA yang tidak berorangtua.
            Ketika sudah sampai di aula, seluruh siswa dipersilahkan untuk menempati tempat duduk yang telah disediakan. Aulanya sangat besar dan memiliki bangunan yang meberikan sifat alami karena penggunaan material yang alami dan menggunakan lantai kapling blok. Kemudian, ada seorang siswa yang menyapa dengan penuh percaya diri di hadapan siswa/i SMA Labschool Kebayoran. Singkat cerita, kepala sekolah SMA Selamat Pagi memberikan sambutan, pengalaman, serta video profil dari sekolah tersebut.
            SMA Selamat Pagi adalah sekolah yang didirikan oleh Julianto Eka Putra pada tahun 2007 untuk memfasilitasi siswa/i yatim piatu yang kurang mampu. Seluruh biaya kegitan hingga uang saku ditanggung oleh sekolah. Saya berpikir apakah sekolah tidak rugi membantu seluruh pembiayaan mereka. Ternyata, sebagai imbalan siswa/i SMA Selamat Pagi wajib untuk bekerja di Transformer Center seriap hari Sabtu dan Minggu. Mereka terbagi ke dalam berbagai divisi untuk menjalankan Transformer Center, seperti divisi Marketing, Performance, dan Perhotelan. Perlu diketahui tidak ada pekerja eksternal di Transformer Center, melainkan hanya siswa/i dan alumni SMA Selamat Pagi.
Pada saat itu, kepala sekolah SMA Selamat Pagi sangat menekankan pada usaha penjualan barang di toko souvenir yang ada pada sekolah tersebut. Beliau mengatakan bahwa secara kumulatif mereka telah mendapatkan omset sebesar 25 miliar rupiah dari berbagai penjualan barang. Dari angka omset tersebut, beliau sangat menekankan pada penjualan produk Choco Banana atau Keripik Pisang Cokelat. Awalnya ide penjualan keripik pisang bisa dibilang sebuah impian seorang optimis pak Julianto yang ingin membuat harga keripik pisang menjadi 10 kali lipat harga di pasaran. Benar saja, hanya dengan menambahkan cokelat dan kemasan yang unik, keripik pisang yang dijual Rp 25.000,- per kilogram di pasaran dapat dijual secara laris dengan Rp 250.000,- per kilogram. Semenjak kesuksesan Choco Banana, mereka berhasil menjual banyak barang lainnya seperti Cheese Stick dan Thai Tea.
Setelah diberikan wawasan tentang kewirausahaan dan profil sekolah, kami diajak untuk menonton sebuah pertunjukkan di teater terbuka SMA Selamat Pagi. Rangkaian pertunjukkan tersebut sebelumnya pernah ditampilkan di Istora Senayan, Jakarta.  Pertunjukkan yang berlangsung selama 30 menit tersebut sangat menghibur dan memiliki banyak sekali kejutan yang tak terduga. Sebenarnya, acara tersebut tidak memiliki plot yang spesial, hanya menekankan pada persatuan Indonesia. Tetapi, pertunjukkan tersebut dibalut dengan banyak sekali atraksi yang membuatnya spesial. Beberapa hal yang mencuri perhatian saya adalah aksi akrobatik semua penari, koreografi yang ditampilkan, serta kelihaian penari-penari tersebut membawakannya. Ada pula saat di mana penonton perempuan berteriakan karena diberikan bunga mawar oleh penari pria yang tidak mengenakan pakaian bagian atas.
Setelah menonton pertunjukkan tersebut, kami semua berfoto secara bergiliran (dibagi per dua kelas) dengan penari-penari dari SMA Selamat Pagi. Kemudian, kami berkesempatan untuk mengelilingi seluruh area sekolah tersebut, dipandu oleh dua siswi SMA Selamat Pagi, yang merupakan divisi program dan marketing.  Sebelumnya, kami dibariskan per kelas agar lebih mudah dalam kegiatan berkeliling sekolah.
Pertama kami diperlihatkan pameran berupa rangkuman kegiatan yang pernah dilakukan SMA Selamat Pagi, berupa pelatihan bagi siswa maupun pemimpin. Kemudian, kami melihat hotel yang ada di Transformer Center. Terdapat 4 tipe kamar hotel yang dibedakan berdasarkan jumlah kasurnya. Tipe pertama adalah 8 kasur, kedua adalah 4 kasur, ketiga adalah 3 kasur, dan keempat adalah 2 kasur. Seperti yang telah diketahui, hotel ini diorganisir oleh siswa/i SMA Selamat Pagi.
Lalu kami mengunjungi bagian belakang dari SMA Selamat Pagi. Di sana, banyak peternakan kecil yang dikembangkan oleh siswa/i. Ada peternakan kambing, ayam, hingga ikan lele. Ada pula rumah hijau hidroponik untuk pengembangan tanaman pangan seperti kol dan tomat. Ketika hendak mengunjungi daerah jamur, sudah memasuki waktu ibadah dzuhur sehingga siswa laki-laki diwajibkan untuk melaksanakan ibadah shalat Jumat.
Singkat cerita, sebelum menuju destinasi selanjutnya, kami melakukan kegiatan makan siang di SMA Selamat Pagi. Makanan yang dihidangkan adalah masakan siswa/i SMA. Makanan tersebut memiliki rasa yang enak dan tidak mengecewakan. Kemudian, kami dipersilahkan untuk membeli cinderamata di toko.  Seperti mayoritas remaja Jakarta, tentunya banyak siswa yang mengambil foto untuk narsisme maupun kenangan sebelum menuju tujuan selanjutnya yaitu Museum Tubuh bagi siswa IPA & Museum Angkut bagi siswa IPS.


Pose Terakhir dari penampilan siswa/i SMA Selamat Pagi

Daffa Adra Ghifari M/ XI MIPA-4

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menelusuri Sejarah Kendaraan di Museum Angkut

SUASANA RUANG MEJA MAKAN KELUARGA LAKSAMANA MAEDA!

Belajar dari Peninggalan Bom Bali I